Kekayaan pendiri dan CEO SEA Ltd, Forrest Li dikabarkan menyusut. Dari laporan Bloomberg Billionaires Index, hartanya tinggal US$4,7 miliar (Rp 68,15 triliun).
Ini membuat kekayaannya berkurang mencapai Rp 250,85 triliun. Hal tersebut cukup besar karena bos dari induk usaha Shopee dan Garena itu menyandang orang terkaya Singapura dengan pendapatan US$22 miliar atau Rp 319 triliun.
Ternyata penurunan itu berasal dari turunnya harga saham SEA di bursa saham Amerika Serikat (AS). Yakni membuat kapitalisasi pasar menghilang sebesar US$1 triliun.
Hal tersebut terjadi setelah rangkaian kejadian yang menimpa Shopee. Dari penutupan operasi Shopee di India dan Prancis, serta laporan keuangan yang mengecewakan, dikutip https://colinburgon.co.uk/ dari Channel News Asia, Rabu (18/5/2022).
Penurunan kekayaan Forrest Li mencapai 80% dari Oktober 2021 lalu, para analis mengatakan bukti kerentanan saham pada sektor teknologi.
Kekayaan yang meningkat pesat didorong dengan tingginya permintaan layanan perusahaan selama pandemi, misalnya e-commerce Shopee dan gim Garena.
Namun ternyata perang Ukraina dan Rusia juga menjadi ancaman termasuk juga kenaikan suku bunga acuan akibat bank sentral berusaha mengendalikan inflasi yang telah naik.
“SEA akan menghadapi tantangan yang meningkat pada tahun 2022,” ujar Shawn Yang, managing director Blue Lotus Capital, yang memangkas target harga SEA dari US$180 per saham menjadi US$105 pada 10 Mei lalu.
Channel News Asia melaporkan perwakilan SEA menolak berkomentar soal masalah tersebut.
Ternyata bukan hanya Forest Li, sejumlah bos sektor teknologi mengalami penurunan kekayaan. Salah satunya adalah Eric Yuan yang memimpin Zoom kehilangan mencapai US$4,4 miliar.
Jeff Bezos juga mengalami nasib serupa. Pendiri Amazon itu harus kehilangan US$58 miliar.