Tag: apa itu masa pancaroba

Tips Menjaga Kesehatan di Tengah Musim Pancaroba

Tips Menjaga Kesehatan di Tengah Musim Pancaroba

Musim pancaroba dikenal sebagai musim rawan penyakit. Hal ini karena musim pancaroba adalah musim peralihan dari satu musim ke musim lainnya. Saat masuk ke musim peralihan, hujan bisa saja datang tiba-tiba disertai angin kencang dalam waktu singkat, padahal cuaca sebelumnya panas terik.

Begitu juga sebaliknya. Perubahan suhu dan cuaca yang tak menentu saat pancaroba ini lah yang dapat dapat membuat seseorang lebih mudah terkena berbagai penyakit. Oleh karena itu, penting untuk selalu menjaga kesehatan di musim pancaroba.

Sekilas tentang Musim Pancaroba

Di Indonesia yang notabenenya adalah negara tropis, ada dua musim yang terjadi sepanjang tahun, yakni musim hujan dan kemarau. Peralihan di antara musim hujan dan musim kemarau ini dinamai musim pancaroba.

Umumnya, musim pancaroba ditandai dengan perubahan cuaca yang tidak menentu, misal dari panas terik mendadak menjadi teduh kemudian hujan. Selain itu, pada musim peralihan ini juga kerap hujan deras disertai angin kencang dan petir yang kerap datang tiba-tiba dalam waktu singkat.

Musim peralihan ini umumnya terjadi dua kali dalam setahun. Mengutip dalam laman resmi BMKG, Indonesia diperkirakan akan memasuki masa peralihan kedua dari musim hujan ke kemarau pada bulan Juni hingga Agustus. Dalam rentang waktu tersebut, curah hujan cenderung akan menurun.

Beragam Penyakit yang Sering Muncul saat Pancaroba

Perubahan cuaca yang tidak menentu akibat musim peralihan dapat memengaruhi sistem imun tubuh seseorang. Akibatnya, seseorang mungkin akan lebih mudah untuk terkena penyakit yang disebabkan oleh bakteri maupun virus. Adapun sejumlah penyakit yang paling sering menyerang di musim pancaroba di antaranya:

1. Flu

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, perubahan cuaca yang tak menentu dan terjadi secara drastis dapat memengaruhi sistem imun tubuh dalam menghalau penyakit. Akibatnya, tubuhmu akan jadi lebih rentan untuk terinfeksi virus. Nah, salah satu virus yang paling umum menyerang di musim pancaroba adalah influenza, yang menjadi dalang utama penyakit flu. Flu termasuk penyakit yang mudah menular.

Gejala penyakit flu sendiri dapat berbeda pada beberapa orang. Ada yang mungkin hanya mengalami gejala ringan dan hilang hanya dengan istirahat saja. Ada pula yang mungkin menunjukkan gejala berat hingga harus melakukan pengobatan intensif. Kendati begitu, sebelum benar-benar sakit flu, biasanya akan muncul beragam gejala khas.

Seperti badan pegal-pegal, nyeri otot di sekujur tubuh, demam, batuk, hidung tersumbat atau meler yang kerap disertai dengan mengi (napas berbunyi), sakit tenggorokan, dan sakit kepala.

Meski jadi penyakit yang begitu umum, flu sebaiknya jangan dianggap sepele. Jika tidak diobati dengan tepat, sakit flu dapat begitu melemahkan, yang pada akhirnya memengaruhi kualitas hidup penderitanya. Kabar baiknya, gejala flu dapat diredakan dengan minum obat bebas tanpa resep dokter yang dapat dibeli di toko obat, swalayan, hingga warung terdekat dari rumah.

2. ISPA

ISPA adalah kepanjangan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut. Secara umum, kondisi ini merujuk pada sekumpulan infeksi yang menyerang saluran pernapasan atas maupun saluran pernapasan bawah. Saluran pernapasan atas meliputi lubang hidung hingga ke bagian pita suara yang ada di laring, termasuk pula bagian sinus dan telinga tengah. Sementara saluran pernafasan bawah meliputi area trakea, bronkus, bronkiolus, hingga ke alveoli.

Di musim peralihan, ISPA paling sering menyerang anak-anak, karena sistem kekebalan tubuh mereka cenderung lebih lemah. Meski demikian, orang dewasa yang mungkin keadaannya sedang tidak fit juga sangat mungkin untuk terinfeksi penyakit ini di musim pancaroba. ISPA biasanya dapat sembuh dengan perawatan sederhana yang dilakukan di rumah.

Perawatan ini meliputi menjaga kelembapan udara, minum banyak air putih untuk mencegah dehidrasi yang pada akhirnya memperburuk gejala, menghindari asap rokok, dan istirahat yang cukup. Jika diperlukan, minum obat-obatan seperti penurun panas, pereda batuk dan hidung tersumbat, yang banyak dijual di apotek tanpa resep dokter juga dapat membantu meringankan gejala. Bila ISPA disebabkan akibat infeksi seperti pneumonia, bronkitis, dan sejenisnya, ada baiknya segera berobat ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

3. Diare

Penyakit lain yang paling sering menyerang di musim pancaroba adalah diare. Banyaknya virus dan bakteri yang bertebaran di masa peralihan inilah yang membuat banyaknya kasus diare pada musim ini. Umumnya kasus diare di musim pancaroba disebabkan akibat pengolahan air yang tidak sempurna dan konsumsi makanan yang telah terkontaminasi.

Diare termasuk penyakit mudah diamati. Gejala utamanya adalah intensitas buang air besar yang lebih sering dari biasanya disertai dengan feses yang encer. Selain itu, diare juga dapat menyebabkan perut terasa mulas, badan lemas, mual, muntah dan pusing. Dalam kasus yang serius, diare dapat menyebabkan dehidrasi. Jika sudah begitu, penderitanya harus segera mendapatkan pertolongan medis karena bila terlambat bisa berakibat fatal.

4. Demam Berdarah

Frekuensi hujan yang masih relatif sering di musim peralihan memunculkan genangan air di banyak tempat. Genangan air tersebut adalah sarana paling ideal bagi para nyamuk untuk bertelur dan berkembang biak. Dari banyaknya nyamuk yang ada di genangan, sangat mungkin di antaranya adalah nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus betina pembawa virus dengue, yang menjadi penyebab penyakit demam berdarah dengue (DBD).

Sekadar informasi, nyamuk yang terinfeksi virus dengue akan terus membawa virus tersebut. Ini artinya, seekor nyamuk DBD dapat terus menginfeksi orang lain semasa hidupnya. Penyakit ini pun dapat menyerang siapa saja tanpa bulu, baik itu usia muda maupun tua.

Umumnya gejala penyakit demam berdarah akan muncul dalam waktu 4-10 hari setelah kamu digigit nyamuk pertama kali. Adapun tanda dan gejala yang muncul dari penyakit demam berdarah di antaranya adalah demam tinggi hingga 40 derajat Celcius, pegal linu di sekujur tubuh, mual dan muntah, sakit kepala, muncul ruam kemerahan di kulit.

Demam berdarah yang ringan mungkin hanya akan memunculkan gejala menyerupai flu. Namun, penyakit ini juga dapat berkembang menjadi lebih serius dan membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat. Tanpa penanganan yang baik, penyakit ini dapat menyebabkan perdarahan, kegagalan fungsi organ, bahkan berujung pada kematian.

Tips Menjaga Kesehatan di Musim Pancaroba

Agar kesehatan kamu dan keluarga senantiasa terjaga selama musim pancaroba, cobalah untuk menerapkan sejumlah tips di bawah ini.

1. Banyak Makan Makanan Bergizi

Pola makan yang sehat dapat membantu meningkatkan sekaligus menjaga sistem imun tubuh. Ini sebabnya, supaya kamu dan keluarga senantiasa sehat dan fit, penting untuk mulai mengubah pola makan menjadi yang lebih sehat. Pada prinsipnya, kunci pola makan sehat adalah meminimalisir makanan olahan dan memperbanyak makanan sungguhan (real food).

Jadi, daripada mengonsumsi makanan cepat saji, berlemak tinggi, atau mengandung banyak gula, lebih baik perbanyak sayuran dan buah-buahan. Selain itu, pastikan juga bahwa makanan yang kamu makan mengandung gizi seimbang yang meliputi karbohidrat, protein, lemak baik, serat dan vitamin serta mineral.

2. Istirahat yang Cukup

Banyak orang menyepelekan waktu tidur dan istirahat. Faktanya, kurang tidur dan istirahat bila dibiarkan terus-terusan dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan penyakit. Hal inilah yang membuat orang yang kurang tidur dan istirahat lebih mudah terkena berbagai penyakit.

Maka dari itu, cara menjaga kesehatan di musim pancaroba juga tak lepas dari anjuran untuk istirahat dan tidur yang cukup. Para ahli menyarankan orang dewasa untuk tidur minimal 7 sampai 8 jam sehari untuk mempertahankan kesehatan.

3. Rajin Olahraga

Olahraga secara teratur dan terukur sudah terbukti baik untuk tubuh karena selain bikin tubuh bugar, hal tersebut juga membantu meningkatkan sistem imun. Inilah sebabnya, sesibuk apa pun kamu, luangkan waktu untuk berolahraga setidaknya 30 sampai 45 menit setiap hari.

Tidak perlu melakukan olahraga intensitas tinggi yang membutuhkan banyak tenaga. Berolahraga dengan intensitas ringan ke sedang seperti senam, yoga, angkat dumbell, maupun bersepeda sebetulnya sudah cukup memberi manfaat untuk tubuh. Jika memang tidak bisa berolahraga, setidaknya upayakan untuk aktif bergerak setiap hari. Entah itu dengan jalan kaki, bersih-bersih, dan lain sebagainya.

4. Minum Air Putih

Selain berbagai cara yang sudah disebutkan di atas, cara lain untuk menjaga kesehatan di musim pancaroba adalah dengan mencukupi kebutuhan air setiap hari. Tak hanya sekadar meredakan rasa haus, banyak minum air juga membantu menjaga kelembapan tubuh, melancarkan asupan oksigen ke seluruh tubuh, hingga mengeluarkan zat yang tidak dibutuhkan tubuh melalui keringat atau urin. Idealnya orang dewasa minum air minimal 8 gelas sehari.

Akan tetapi, tidak ada salahnya juga bila kamu minum air lebih dari 8 gelas sehari. Pada prinsipnya, segeralah minum setiap kali merasa haus, karena haus adalah sinyal dari tubuh bahwa kamu sedang kekurangan cairan. Daripada minum air yang berasa dan berwarna, pilihan terbaik yang lebih menyehatkan adalah air putih.

5. Menjaga Kebersihan Lingkungan Sekitar

Berbagai kuman penyebab penyakit, seperti bakteri virus, jamur, dan parasit, dapat berkembang biak di genangan air, pakaian yang dibiarkan menumpuk di balik pintu, hingga permukaan benda-benda yang ada di rumah. Oleh sebab itu, menjaga kebersihan lingkungan rumah dan sekitarnya adalah hal wajib yang harus dilakukan selama musim pancaroba.

Hal ini bisa dimulai dengan menyapu dan mengepel setiap hari, menguras bak mandi minimal seminggu sekali, tidak menumpuk atau menggantung pakaian terlalu lama, memangkas dan merapikan tanaman liar yang ada di sekitar rumah, hingga mengolah sampah rumah tangga dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan Tubuh

Kunci penting lainnya dalam menjaga kesehatan di musim pancaroba adalah dengan selalu menjaga kebersihan diri. Pastikan kamu mencuci tangan sebelum dan setelah makan, setelah bersin, setelah memegang hewan, setelah menggunakan kamar mandi, dan setelah memegang permukaan benda terkontaminasi.

Selain itu, usahakan untuk mandi secara teratur setidaknya dua kali sehari, saat pagi sebelum beraktivitas dan sore setelah beraktivitas. Mandi sendiri merupakan bagian dari ritual untuk menjaga tubuh agar senantiasa bersih dan terbebas dari kuman.