Hepatitis akut misterius menimbulkan kecemasan di kalangan masyarakat. Hal ini pun turut menjadi sorotan epidemiolog.
Epidemiolog dari Universitas Griffith Dicky Budiman angkat bicara soal hepatitis yang dikait-kaitkan dengan vaksin Covid-19. Dicky menjelaskan, yang terdeteksi oleh World Health Organization (WHO), hepatitis misterius yang terjadi saat ini disebabkan karena terinfeksi adenovirus.
“Padahal, hepatitis A-E umumnya berbeda-beda virusnya, hanya menyerang organ yang sama, yaitu hati atau liver,” jelas Dicky kepada https://colinburgon.co.uk/, Kamis (5/5/2022).
Sejauh ini, para peneliti masih melakukan riset untuk menemukan penyebab langsung antara adenovirus 41 dan kasus hepatitis misterius ini seperti faktor komplikasi.
Para ilmuwan pun masih melakukan penelitian untuk menemukan susunan genetik virus. Selain itu, juga perlu dilakukan pengambilan sampel untuk mendapatkan gambaran mengenai adenovirus 41 di wilayah tertentu dibanding wilayah lain.
“Yang dikaitkan dengan hepatitis yang katanya ‘misterius’ ini belum bisa dikaitkan dengan vaksin yang ada saat ini. Tidak ada bukti dengan akibat vaksinasi covid, walaupun ada satu jenis vaksin yang menggunakan adenovirus sebagai salah satu mekanismenya,” jelas Dicky.
Dikutip dari surat edaran Kementerian Kesehatan nomor HK.02.02/C/2515/2022 tentang Kewaspadaan Terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya disebutkan WHO telah menetapkan penyakit itu sebagai Kejadian Luar Biasa.
Penetapan itu dilakukan pada 15 April 2022 setelah menyerang anak-anak usia 11 bulan hingga 5 tahun. WHO menerima laporan pada 5 April 2022 dari Inggris Raya mengenai 10 kasus hepatitis akut pada anak-anak selama periode Januari hingga Maret 2022 di Skotlandia Tengah.
Peningkatan kewaspadaan hepatitis akut ini diterapkan Kementerian Kesehatan setelah tiga pasien anak yang dirawat di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta dengan dugaan hepatitis akut meninggal, dalam kurun waktu yang berbeda dengan rentang dua minggu terakhir hingga 30 April 2022.
Ketiga pasien ini merupakan rujukan dari rumah sakit yang berada di Jakarta Timur dan Jakarta Barat. Berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan, mereka bergejala mual, muntah, diare berat, demam, kuning, kejang dan penurunan kesadaran.
Saat ini, Kementerian Kesehatan sedang berupaya menginvestigasi penyebab kejadian hepatitis akut ini melalui pemeriksaan panel virus secara lengkap. Dinas kesehatan Provinsi DKI Jakarta sedang melakukan penyelidikan epidemiologi lebih lanjut.
“Apa yang kita lihat saat ini terkait hepatitis yang menyerang anak-anak ini adalah kelompok yang rentan, karena mereka mayoritas belum divaksin, atau bahkan di bawah 5 tahun belum mendapat atau belum eligible untuk divaksin,” jelas Dicky.
“Sayangnya, kasus hepatitis misterius ini menyerang paling banyak untuk anak-anak yang berusia di bawah 5 tahun,” kata Dicky melanjutkan.