Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan potensi hujan angin akan terjadi di sejumlah titik Ibu Kota, Jumat, 20 Mei 2022. Curah hujan yang turun ringan hingga sedang.
Lewat peringatan dini cuaca, BMKG juga melaporkan hujan turun diselingi petir pada sore dan malam hari.
“Waspada potensi hujan disertai kilat/petir dan angin kencang pada sore dan malam hari di Jakbar, Jaksel, dan Jaktim,” jelas BMKG.
Namun, Jumat pagi, langit cerah hingga berawan menyelimuti seluruh wilayah DKI Jakarta.
Sementara, untuk keempat kota penyangga Jakarta yang meliputi Bogor, Tangerang juga Depok, Jumat pagi dilaporkan cerah berawan. Terkecuali Bekasi diperkirakan BMKG bakal turun hujan ringan.
Berikut informasi prakiraan cuaca Jabodetabek selengkapnya yang dikutip https://colinburgon.co.uk/ dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:
Kota | Pagi | Siang | Malam |
Jakarta Barat | Berawan | Hujan Sedang | Hujan Ringan |
Jakarta Pusat | Cerah Berawan | Hujan Ringan | Cerah Berawan |
Jakarta Selatan | Berawan | Hujan Petir | Hujan Ringan |
Jakarta Timur | Berawan | Hujan Petir | Hujan Ringan |
Jakarta Utara | Cerah Berawan | Hujan Ringan | Cerah Berawan |
Kepulauan Seribu | Cerah Berawan | Hujan Ringan | Berawan |
Bekasi | Hujan Ringan | Hujan Sedang | Hujan Sedang |
Depok | Cerah Berawan | Hujan Sedang | Hujan Sedang |
Bogor | Cerah Berawan | Hujan Petir | Hujan Sedang |
Tangerang | Cerah Berawan | Hujan Ringan | Berawan |
Kata BMKG soal Cuaca Terik di Indonesia
Masyarakat di beberapa wilayah Indonesia merasakan panas terik akhir-akhir ini. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkap suhu maksimum selama periode 1-7 Mei 2022 berkisar antara 33 – 36.1 °C dengan suhu maksimum tertinggi hingga 36.1 °C terjadi di wilayah Tangerang-Banten dan Kalimarau-Kalimantan Utara.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto menyebut, kondisi suhu terik di wilayah Indonesia harus diwaspadai hingga pertengahan Mei.
“Kewaspadaan kondisi suhu panas terik pada siang hari masih harus diwaspadai hingga pertengahan Mei,” kata Guswanto dalam keterangannya, Senin 9 Mei 2022.
Fenomena suhu udara terik yang terjadi pada siang hari, kata Guswanto, dipicu oleh beberapa hal. Pertama, posisi semu matahari saat ini sudah berada di wilayah utara ekuator yang mengindikasikan bahwa sebagian wilayah Indonesia akan mulai memasuki musim kemarau, dimana tingkat pertumbuhan awan dan fenomena hujannya akan sangat berkurang.
“Sehingga cuaca cerah pada pagi menjelang siang hari akan cukup mendominasi,” kata dia.
Kedua, dominasi cuaca yang cerah dan tingkat perawanan yang rendah tersebut dapat mengoptimumkan penerimaan sinar matahari di permukaan Bumi, sehingga menyebabkan kondisi suhu yang dirasakan oleh masyarakat menjadi cukup terik pada siang hari.
Bukan Gelombang Panas
Ketiga, panas terik yang terjadi di wilayah Indonesia bukan fenomena Gelombang Panas.
“Menurut WMO (World Meteorological Organization), Gelombang Panas atau Heatwave merupakan fenomena kondisi udara panas yang berkepanjangan selama 5 hari atau lebih secara berturut-turut dimana suhu maksimum harian lebih tinggi dari suhu maksimum rata-rata hingga 5°C atau lebih,” kata dia.
Fenomena gelombang panas, lanjut Guswanto, biasanya terjadi di wilayah lintang menengah-tinggi seperti wilayah Eropa dan Amerika yang dipicu oleh kondisi dinamika atmosfer di lintang menengah.
“Sedangkan yang terjadi di wilayah Indonesia adalah fenomena kondisi suhu panas/terik dalam skala variabilitas harian,” imbuhnya.
Oleh karena itu BMKG menghimbau kepada masyarakat untuk menjaga kondisi stamina tubuh dan kecukupan cairan tubuh terutama bagi warga yang beraktivitas di luar ruangan pada siang hari.
“Juga kepada warga yang akan melaksanakan perjalanan mudik atau mudik balik supaya tidak terjadi dehidrasi, kelelahan dan dampak buruk lainnya,” pungkasnya.